Jumat, 30 Agustus 2013

PKP IPA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
IPA berasal dari kata sains yang berarti alam. Menurut Suyoso (1998:23) Sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal. Menurut Abdullah (1998:18) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan yang terkait. Dari kesimpulan tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan .                   
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis melalui suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar memahami alam sekitar yang dilakukan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Carin dan  sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku universal dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
1
 
Pada proses pembelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud benda terhadap siswa kelas IV SDN Jogomerto I Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, guru melaksanakan appersepsi dengan menjelaskan materi yang akan disampaikan yaitu sifat dan perubahan wujud benda dan mengajukan pertanyaan pada siswa “1. Pernahkah kalian memegang es batu ? ; 2. Pernahkah kalian memanaskan es batu?apa yang terjadi pada es batu setelah di panaskan?. Pada kegiatan inti guru menjelaskan perubahan wujud benda dari padat menjadi cair,menguap dan menyublin,  dengan menunjukkan alat peraga berupa gambar. Pada saat penjelasan terlihat beberapa siswa sibuk sendiri dan terkesan bosan dengan penjelasan guru. Ketika pemeriksaan LK yang telah dikerjakan siswa pada kegiatan inti hanya 7 siswa dari 22 siswa yang dapat mengerjakan LK dengan benar dan saat kegiatan akhir ketika guru memberi pertanyaan pada siswa sekitar materi yang dijelaskan ternyata ada 2 siswa yang tidak memahami sifat dan perubahan wujud benda.
Untuk memecahkan masalah diatas guru melakukan perbaikan pembelajaran yang menekankan pada PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV SDN JOGOMERTO I KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan masalah yang dikemukakan yaitu : bagaimana metode demonstrasi dapat meningkatkan  prestasi belajar siswa terhadap pelajaran IPA meteri sifat dan perubahan wujud benda bagi siswa kelas IV SDN Jogomerto I ?

C.    TUJUAN PERBAIKAN
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mendeskripsikan efektifitas metode demonstrasi dan menganalisis tingkat keberhasilan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud benda pada sisiwa kelas IV SDN Jogomerto I.

D.    MANFAAT PERBAIKAN
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi;
1.      Guru
Sebagai bahan kajian dalam meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan di kelasnya.

2.      Siswa
Sebagai masukan bagi siswa untuk benar-benar memanfaatkan metode demonstrasi di kelasnya dalam rangka meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman terhadap pelajaran IPA.
3.       SDN Jogomerto I
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SDN Jogomerto I dapat lebih meningkatkan penerapan metode demonstrasi agar hasil belajar dan pemahaman siswa lebih baik dan dimungkinkan untuk diterapkan pada pelajaran lain dan tingkat kelas lainnya.
























 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA di SD
Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dengan segala jenis isinya. Menurut Powler (dalam Winataputra, 1993), sains adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan dengan mengamati gejala-gejala kebendaan, dan didasarkan terutama atas pengamatan induksi. Carin dan Sund (1993) mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang sitematis atau tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan dat hasil observasi dan eksperimen.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Carin dan Sund (1993:26) menyimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu :
1.      Sikap; rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat open head.
2.      Proses; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah yang meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan
3.      Produk; berupa fakta, teori, prinsip dan hokum
4.      Aplikasi; penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari

B. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
      Pembelajaran IPA di SD pada prinsipnya untuk mengembangkan daya piker dan kreatifitas murid dalam belajar menemukan dan membuktikan tentang teori alam serta kehidupan.
4
 
      Baswedan (2008: 2) www.wordpress/anisbaswedan.blogpress.com, mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran IPA di SD berpatokan pada kurikulum yang digunakan sesuai dengan kompetensi dasar dan standart kompetensi yang ingin dicapai.Carin (1993) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsup, hukum-hukum, dan teori IPA. Pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah dan produk ilmiah. IPA menggunakan apa yang telah diketahui senagai batu loncatan untuk memahami apa yang belum diketahui. Suatu masalah IPA yang telah dirumuskan dan kemudian berhasil dipecahkan akan memungkinkan IPA untuk berkembang secara dinamis, akibatnya kumpulan pengetahuan sebagai produk juga bertambah.
            Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di SD adanya kemampuan murid untuk memiliki sikap ilmiah dan berproses secara ilimiah terhadap berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan alam sekitar manusia dengan melakukan penyelidikan ilmiah dalam membuktikan teori.

C. Pengertian Metode
Metode merupakan pengimplementasian rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata untuk merealisasikan strategi yang merujuk pada perencanaan untuk mencapai suatu keberhasilan.

D. Metode Demonstrasi
1.   Pengertian Metode Demonstrasi
            Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa (http://www.scibd.com/doc/30423376/Pengertian-Metode-Demonstrasi, diakses tanggal 20-03-2011).     
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas temtang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, membuat sesuatu membandingkan sesuatu cara dengan cara lain dan untuk mengetahui aatu melihat kebenaran sesuatu (Hamalik, 1991).
      2.   Aspek Penting Penggunaan Metode Demonstrasi
a.       demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa siswa.
b.      Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktifitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
c.       Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karena sebab alat yang terlalu besar atau berada di tempat lain yang tempatnya  jauh dari kelas.
3.   Kelebihan Metode Demonstrasi
a.       Perhatian anak didik di pusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati
b.      Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalh lain
c.       Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar
d.      Dapat menambah pengalaman anak didik secara langsung
e.       Dapat membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan
f.       Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih konkrit
g.      Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut berperan serta secara langsung
4.   Kelemahan Metode Demonstrasi
a.       Memerlukan waktu yang cukup banyak
b.      Apabila kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien
c.       Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya
d.      Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
e.       Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif
5. Tahap Penerapan Metode Demonstrasi
a.       Tahap persiapan
1)      Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan yang dapat tercapai setelah metode demonstrasi berakhir.
2)      Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan
3)      Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
4)      Selama demonstrasi berlangsung guru harus instropeksi diri  apakah :
                                                a)      Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh sisiwa
                                                b)      Apakah semua media yang digunakan telah ditempatkan pada posisi yang baik, hinngga semua dapat melihat semuanya dengan jelas
                                                c)      Siswa disarankan membuat catatan yang dianggap perlu
                                               d)      Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
b.      Tahap Pelaksanaan
1)      Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
2)      Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
3)      Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran
4)      Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
5)      Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
6)      Menghindari ketegangan
c.       Evaluasi

E. Prestasi Belajar
1.      Teori Belajar
            Teori belajar dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok sebagaimana dikemukakan Sardiman (2006: 24 ) yaitu ;
a.       Behaviorisme
b.      Kognitivisme
c.       Teori belajar berdasarkan Psikologi Sosial
d.      Teori belajar Gagne
            Berdasarkan empat teori diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang sehingga terjadi perubahan pada dirinya baik dari aspek wawasan, pengetahuan, psikologis, dan hal ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu yang datangnya dari dalam diri individu dan yang datangnya dari luar diri individu.
2.      Pengertian Belajar      
Belajar diidentifikasikan oleh para ahli dengan sudut pandang yang berbeda meskipun pada dasarnya tidak terlalu jauh, berikut definissi belajar menurut beberapa ahli ;
a.       Roestiyah (1995: 8), belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuhan dan sikap.
b.      Sudjana (1989 :28), belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri melalui proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.
c.       Slameto (1995: 5), belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secar keseluruhan, sebagian hasil pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungan.
d.      Hamalik (1993: 6), belajar merupakan suatu bentuk perubahan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru.
3.      Pengertian Prestasi Belajar
Masalah hasil belajar anak didik tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan belajar atau prestasi belajar , beberapa pendapat dari para ahli mengenai hal yang terkait dengan prestasi atau hasil belajar ;
a.       Menurut WJS Poerwadarminta (1993 :768) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau yang dikehendaki
b.      Menurut Soemartono (1971 : 8) prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan nilai hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat itu
c.       Menurut Simon Blom (dalam Piet Sihertian dan fran Mataheru, 1981 : 68 ) menjelaskan bahwa prestasi belajar mencakup beberapa aspek yaituaspek kognitif, aspek efektif dan aspek psikomotorik.
d.      Djamarah dan Zain (2002: 121), mengatakan setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar
e.       Djamarah (2000: 119), mengemukakan suatu proses belajar dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai.
4.      Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
a.       Menurut Wasty Sumanto (1979 : 23) :
1)      Faktor Stimulus
Segala hal diluar individu yang merangsang untuk mengadakan reaksi atau perubahan belajar, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dan dipelajari.
2)      Faktor Metode Mengajar
Metode mengajar guru sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain yang dipakai guru dalam mengajar sangat memberikan rangsangan dalam mencapai prestasi belajar.
3)      Faktor Individual 
 Selain kedua faktor tersebut, faktor individu sangat besar sekali pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Semakin dewasa suatu individu semakin tua usia individu berarti semakin kuat dan lebih sanggup melaksanakan tugas yang lebih berat.
b.   Berdasarkan data dari www.dedenbinlaode.blogspot.com, akses tanggal 23 maret 2011. Bahwa hasil belajar murid dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu;
1)      Faktor Guru yang yang terdiri ;
                                                a)      Perangkat pembelajaran yang meliputi ; RPP, silabus, media pembelajaran dan penilaian
                                                b)      Metode pembelajaran
2)      Dari aspek anak menurut Syah (2002: 144)
a)      Faktor internal anak, yang meliputi; faktor psikis dan psikologis (intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi)
b)      Faktor eksternal anak, yang meliputi lingkungan social, non social dan pendekatan belajar
c.   Bentuk prestasi belajar yang dijadikan acuan pengembangan instrumen adalah pilihan kemampuan siswa pada taraf kemampuan kognitif. Adapun domain kognitif dalam taksonomi Bloom dapat dipilih atas 6 tingkatan diantaranya :
1)      Pengetahuan (ingatan)
      Dalam taksonomi Bloom, pengetahuan merupakan sasaran belajar tingkat paling rendah.
2)      Pemahaman
      Kemampuan pada tingkat ini memilki tingkat yang lebih baik dibandingkan kemampuan yang berupa pengetahuan.
3)      Penerapan
      Tingkah laku pada tingkat ini mleiputi kemampuan siswa untuk menggunakan konsep, metode, hukum, teori yang terdapat pada suatu bidang ilmu. Hasil belajar pada tingkat ini mencerminkan pengertian yang lebih tinggi dibandingkan pemahaman.
4)      Analisis
      Analisis menyangkut pemahaman dan penerapan yaitu materi menjadi bagian-bagian tersebut.
5)      Sintesis
      Sintesis merupakan kemampuan siswa untuk memadukan teori yang satu dengan yang lain, prinsip yang satu dengan prinsip yang lain, hukum yang satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu teori, prinsip atau hukum yang sifatnya baru. Untuk tingkatan ini siswa benar-benar dituntut kretifitasnya.


6)      Evaluasi
      Evaluasi ini merupakan tertinggi domain kognitif. Pada tingkat ini siswa dituntut untuk mempertimbangkan suatu pernyataan, uraian, pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

























12
 
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.    Subjek Penelitian
1.      Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Jogomerto I Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk Kelas IV semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud benda. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, siklus I dilaksanakan hari senin tanggal 17 Oktober 2011. Siklus II dilaksanakan hari senin tanggal 24 Oktober 2011.

2.      Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah siswa kelas IV SDN Jogomerto I dengan jumlah siswa 22 yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Subjek penelitian kelas IV SDN JOGOMERTO I
No
Nama
Laki-laki / Perempuan
1
Adi Junianto
L
2
Ayu Oktafiana
P
3
Ade Suryatika
L
4
Bagus Riyan P
L
5
Dita Ayu Damayanti
P
6
Della Aries Pratika
P
7
Efi Nur Laili
L
8
Eko Achmad Mochid
L
9
Ifa Nur Laela
P
10
Indah Dwi Ristanti
P
11
Ivan Ari Sandi
L
12
M. Dany Kurniawan
L
13
M. Dony Kurniawan
L
14
M. Ardian
L
15
Risma Andantyas A
P
16
Regar Andhika B
L
17
Riskha May S
P
18
Shelvi Rahmawati
P
19
Sherli Rahmawati
P
20
Tri Sandi
L
21
Saga P
L
22
Ibnu Salis
L

B.     Deskripsi Per Siklus
      Proses dan hasil belajar mata pelajaran IPA merupakan bahan untuk menyusun rencana perbaikan pembelajaran. Dalam hal ini penulis dibantu teman sejawat untuk menetapkan materi dan strategi pelajaran agar kualitas pembelajaran lebih baik lagi. Pelaksanaan perbaikan ini menggunakan siklus untuk mengevaluasi dan mengetahui permasalahan dalam proses pembelajaran. Siklus ini dilakukan dalam dua tahap yaitu siklus I dan siklus II yang menggunakan metode demonstrasi dengan alur pelaksanaan sebagai berikut :

1.      Siklus I
a.       Perencanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran siklus I direncanakan akan dilaksanakan pada pelajaran IPA materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda kelas IV di SDN Jogomerto I  pada hari senin tanggal 17 Oktober 2011.
Pada tahap ini kegiatan berupa penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi:
1)      Menyusun RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) untuk mata pelajaran IPA (terlampir)
2)      Menyusun ringkasan materi (terlampir)
3)      Disamping itu dalam penelitian untuk memperoleh data pembelajaran perlu dilakukan pengamatan/ observasi oleh karena itu perlu dibuat pedoman pengamatan sebagaimana dikemukakan dalam lampiran
4)      Menyusun soal evaluasi beserta kuncinya (terlampir)
5)      Menyusun format pedoman penilaian (terlampir)
b.      Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I sesuai dengan yang tertuang dalam RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) yaitu ;
No
Kegiatan
Pengelolaan
Waktu
Siswa
1
















2




















3
Kegiatan Awal
-      Apersepsi
Ø  Menggali pengetahuan awal, guru bertanya “Bagaimana bentuk air yang diletakan di dalam gelas?

Ø  Menyampaikan materi pokok
“Anak-anak hari ini kita akan mempelajari tentang sifat berbagai wujud benda.”
Ø  Menyampaikan tujuan pembelajaran
“Anak-anak tujuan pembelajaran kali ini adalah agar kalian tahu jenis benda dan sifat benda.”

Kegiatan Inti
Ø  Guru menunjukkan alat peraga yang akan digunakan
Ø  Menggali pengetahuan prasyarat bertanya “Bagaimana bentuk air di dalam gelas?apakah sama dengan air di gallon?

Ø  Guru membagi LK percobaan “ sekarang coba kalian demonstrasikan percobaan ini sesuai perintah pada LK
Ø  Kelompok melakukan percobaan dan pengamatan sesuai petunjuk dalam LK, mencatat data percobaan dengan dipandu guru
Ø  Siswa mendiskusikan data percobaan dan membuat kesimpulan dari hasil percobaan
Ø  Guru menghubungkan konsep tentang  sifat-sifat benda cair,padat dan gas.
Kegiatan Akhir
Ø  Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya “dari materi yang kita pelajari hari ini ada yang bertanya atau masih bingung?
Ø  Guru memberi kesimpulan dan penguatan dari materi yang telah dibahas.
Ø  Siswa mengerjakan post tes pembelajaran “sekarang kalian kerjakan soal ini secara individu!
Ø  Pembahasan soal post tes akhir pembelajaran
Ø  Refleksi


5’















45’





















20’


Klasikal



Klasikal



Klasikal







Klasikal

Klasikal



Kelompok



Kelompok



Kelompok


Klasikal



Klasikal




Klasikal


Individu


Klasikal

Klasikal

c.       Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamat (observer) dengan menggunakan lembar observasi proses yang telah disiapkan.
      Selama dalam kegiatan perbaikan pembelajarn siklus I peneliti dibantu oleh teman sejawat melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan terhadap peneliti meliputi;
1)      Kesesuaian kegiatan dengan RPP
2)      Penyampaian materi Pembelajaran
3)      Pengelolaan Kelas
Sedangkan pengamatan yang dilakukan terhadap siswa meliputi;
1)      Bagaimana kerja sama dengan anggota kelompok saat pembelajaran,
2)      Bagaimana keaktifan siswa dalam kegiatan demonstrasi
3)      Bagaimana gagasan-gagasan/ ide yang dituangkan saat proses demonstrasi
Dari hasil pengamatan baik yang dilakukan oleh peneliti maupun teman sejawat, akan sangat membantu untuk mengetahui kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga peneliti bisa memperbaiki kekurangan tersebut pada kegiatan pembelajaran berikutnya
d.      Tahap Refleksi
Pada akhir siklus I peneliti bersama teman sejawat (observer) melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. kegiatan yang dilakukan untuk mencari kelemahan di dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung. Apabila hasil yang dicapai dalam perbaikan pembelajaran belum mencapai hasil seperti yang diharapkan, maka hasil refleksi digunakan untuk merancang tindakan pembelajaran selanjutnya dengan memperbaiki kelemahan pada pembelajaran sebelumnya. Berikut hasil refleksi selama kegiatan pembelajaran berlangsung ;

1)      Kegiatan awal
Pada kegiatan awal dapat terlaksana dan berjalan sesuai rencana perbaikan pembelajaran
2)      Kegiatan inti
Pada kegiatan inti ditemukan beberapa kekurangan yang meliputi; beberapa anak kurang aktif dan terlihat bingung saat demonstrasi.
3)      Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir dapat terlaksana dan berjalan sesuai rencana perbaikan pembelajaran
4)      Hasil
Hasil yang diperoleh kurang memuaskan, hal ini terbukti pada kegiatan inti ada beberapa siswa kurang aktif dan ada yang terlihat bingung. Maka dari itu dilaksanakan suklus berikutnya untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan pada siklus I.

2.      Siklus II
Pada tahap ini dilaksanakan karena pada siklus I kurang berhasil, dan pada tahap ini langkah-langkah kegiatan disesuaikan dengan siklus I tetapi ada beberapa perbedaan pada kegiatan inti adapun tahapan pada siklus II sebagai berikut:
a.       Perencanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran siklus II direncanakan akan dilaksanakan pada pelajaran IPA materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda kelas IV di SDN Jogomerto I pada hari senin tanggal 24 Oktober 2011.
Pada tahap ini kegiatan berupa penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi:
Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian. Hal-hal yang disiapkan pada tahap ini antara lain adalah :
1)      Menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) (terlampir)
2)      Menyusun ringkasan materi (terlampir)
3)      Menyusun lembar observasi proses (observasi)
4)      Menyusun soal evaluasi beserta kunciya (terlampir)
5)      Menyusun format pedoman penilaian dan kriteria penilaian (terlampir)
b.      Pelaksanaan Tindakan
Pada dasarnya pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I. Hal-hal yang sudah baik pada siklus I tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.
Setelah perbaikan pembelajaran pada siklus I dilakukan, terlihat bahwa siswa mengalami kemajuan dan peningkatan. Untuk menambah peningkatan  pemahaman siswa perlu dilakukan perbaikan siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut :
No
Kegiatan
Pengelolaan
Waktu
Siswa
1















2



































3

Kegiatan Awal
-      Apersepsi
Ø  Menggali pengetahuan awal, guru bertanya “Bagaianakah bentuk air didalam gelas?

Ø  Menyampaikan materi pokok
“Anak-anak hari ini kita akan mempelajari tentang sifat berbagai wujud benda.”
Ø  Menyampaikan tujuan pembelajaran
“Anak-anak tujuan pembelajaran kali ini adalah agar kalian tahu jenis benda dan sifat benda.
Kegiatan Inti
Ø  Guru menunjukkan alat peraga yang akan digunakan
Ø  Menggali pengetahuan prasyarat bertanya “Coba kalian lihat bagaimana bentuk air di dalam gelas di depan ini?
Ø  Siswa diberi informasi singkat terkait dengan percobaan yang akan dilakukan hari ini “hari ini kita akan melakukan percobaan tentang sifat dan berbagai wujud benda.”
Ø  Guru membagi LK percobaan
Ø  Guru menjelaskan langkah –langkah percobaan.
Ø  Kelompok melakukan percobaan dan pengamatan sesuai petunjuk dalam LK, mencatat data percobaan dengan dipandu guru
Ø  Siswa mendiskusikan data percobaan dan membuat kesimpulan dari hasil percobaan
Ø  Tiap kelompok mempresenta-sikan hasil percobaan, kelompok lain menanggapi
Ø  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan
Ø  Guru menghubungkan konsep tentang sifat benda dalam kehidupan sehari-hari


Kegiatan Akhir
Ø  Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya “dari pembelajaran yang kita lakukan hari ini ada yang masih bingung atau ada yang ingin bertanya?
Ø  Guru memberi kesimpulan dan penguatan dari materi yang telah dibahas.
Ø  Siswa mengerjakan post tes pembelajaran “sekarang kalian kerjakan soal ini secara individu!”
Ø  Pembahasan soal post tes akhir pembelajaran”sekarang kita bahas bersama hasil tes yang kalian kerjakan!”
Ø  Refleksi

5’















45’

































20’


Klasikal



Klasikal



Klasikal






Klasikal

Klasikal



Klasikal





Kelompok
Kelompok

Kelompok



Kelompok


Klasikal


Klasikal



Klasikal

.

Klasikal

Individu



Klasikal


Individu



Klasikal




Klasikal

c.       Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamat (observer) dengan menggunakan lembar observasi proses yang telah disiapkan.
      Selama dalam kegiatan perbaikan pembelajarn siklus I peneliti dibantu oleh teman sejawat melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan terhadap peneliti meliputi;
1)      Kesesuaian kegiatan dengan RPP
2)      Penyampaian materi Pembelajaran
3)      Pengelolaan Kelas
Sedangkan pengamatan yang dilakukan terhadap siswa meliputi;
1)      Bagaimana kerja sama dengan anggota kelompok saat pembelajaran,
2)      Bagaimana keaktifan siswa dalam kegiatan demonstrasi
3)      Bagaimana gagasan-gagasan/ ide yang dituangkan saat proses demonstrasi
Dari hasil pengamatan baik yang dilakukan oleh peneliti maupun teman sejawat, akan sangat membantu untuk mengetahui kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga peneliti bisa memperbaiki kekurangan tersebut pada kegiatan pembelajaran berikutnya
d.      Tahap Refleksi
Pada akhir siklus II peneliti bersama teman sejawat (observer) melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Pelaksanaan pembahasan siklus II berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Peneliti dapat menggunakan metode demonstrasi dan mampu memberikan pengalaman baru bagi siswa. melalui metode demonstrasi siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. keaktifan siswa ditunjukkan dengan ketuntasan siswa dalam menyelesaikan soal evaluasi sifat dan berbagai wujud benda.
            Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II ini tidak ditemui kendala, berarti hal ini mengandung maksud kendala yang muncul dalam kegiatan pembelajaran dapat diselesaikan saat itu juga. Dengan temuan ini maka peneliti berkesimpulan bahwa kriteria pencapaian penelitian yang telah ditentukan diawal penelitian telah tercapai.








BAB IV
HASIL PENELITIAN  DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Per Siklus
1.      Siklus I
      a.   Identifikasi siklus I
Dalam pembelajaran siklus I pemahaman siswa terhadap materi sifat dan perubahan wujud benda masih kurang, aktivitas belajar siswa masih rendah dan siswa cenderung pasif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari 22 siswa hanya beberapa siswa yang nilainya sesuai dengan KKM. Hal ini dikarenakan ada beberapa prosedur pembelajaran yang tidak dilaksanakan oleh peneliti terutama pada kegiatan inti. Permasalahan ini menjadi acuan peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus II.
b.      Hasil Observasi Siklus I
      Hasil pengamatan terhadap peneliti oleh teman sejawat
Lembar Pengamatan terhadap peneliti.
Aspek yang diamati
Kriteria
Skor
B
C
K
I

Ö

35
II

Ö

20
III
Ö


30
Jumlah
85

Keterangan Aspek Yang diamati :
      I           : Kesesuaian kegiatan dengan RPP
      II         : Penyampaian materi Pembelajaran
      III        : Pengelolaan Kelas



Kriteria penilaian
Aspek yang diamati
Jumlah Penskoran
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
I
40
35
30
II
30
20
15
III
30
20
15
Jumlah
100
75
60

Penilaian Proses : 1 + 2 + 3
Hasil pengamatan kelompok dalam siklus I diperoleh data sebagai berikut :
Data Hasil Pengamatan Kinerja Kelompok.
Nama / Kelompok
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
Nilai Akhir
Keaktifan
Kerjasama
Gagasan/ Ide
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4


Kelompok 1



ADI JUNIANTO









8
67
ADE SURYATIKA









9
75
BAGUS RIYAN P









8
67
AYU. O









10
83
DELLA ARIES P









8
67
Kelompok 2



DITA AYU D









8
67
EFI NUR L









8
67
EKO ACHMAD M









8
67
IFA NUR L









8
67
INDAH DWI R









10
83
Kelompok 3



IVAN ARI S









8
67
M. DANY K









8
67
M. ARDIAN









8
67
RISMA A A









11
92
RISKHAMAY S









10
83
SHELVI R









10
83
Kelompok 4



M  DONY K









8
67
REGAR A B









8
67
TRI SANDI









8
67
SHERLI R









10
83
SAGA P









9
75
IBNU SALIS









8
67

Indikator Penilaian
A.    Keaktifan
1.      tidak aktif
2.      kurang aktif
3.      aktif
4.      sangat aktif
B.     Kerjasama
1.      diam saja / pasif
2.      kurang bekerja sama
3.      tidak menghargai kelompok
4.      dapat bekerja sama
C.     Gagasan / Ide
1.      tidak punya ide
2.      punya ide tapi kurang tepat
3.      punya ide sedikit tapi tepat
4.      banyak ide dan tepat
Penskoran
Skor Tertinggi                   : 4 x 3 = 12
Skor Terendah                   : 1 x 3 =   3
Na = Skor perolehan tertinggi  x 100
                  Skor tertinggi

Kriteria Penilaian
85 – 100            : Sangat baik   : A
70 – 84  : Baik               : B
55 – 69  : Cukup                       : C
45 – 54  : Kurang                      : D
0   – 44 : Sangat Kurang          : E

            Dari hasil pengamatan diskusi kelompok tingkat keaktifan, kerja sama dan gagasan/ ide siswa dalam satu kelompok masih kurang. Penilaian juga dilakukan dengan lembar evaluasi, sebagai berikut :
Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa
No
Nama Siswa
Nomor Soal
Jumlah skor
Nilai
1
2
3
4
5
1
Adi Junianto
1
0
1
0
1
6
60
2
Ayu Oktafiana
1
1
1
1
1
10
100
3
Ade Suryatika
0
1
0
0
1
6
60
4
Bagus Riyan P
1
1
1
1
0
8
80
5
Dita Ayu Damayanti
0
0
1
1
0
6
60
6
Della Aries Pratika
1
1
0
1
0
6
60
7
Efi Nur Laili
0
1
1
1
1
8
80
8
Eko Achmad Mochid
1
1
0
0
0
6
60
9
Ifa Nur Laela
1
0
1
1
0
6
60
10
Indah Dwi Ristanti
1
1
0
1
0
6
60
11
Ivan Ari Sandi
1
1
1
1
1
10
100
12
M. Dany Kurniawan
1
0
0
1
1
6
60
13
M. Dony Kurniawan
1
1
1
1
1
10
100
14
M. Ardian
1
1
1
1
1
10
100
15
Risma Andantyas A
1
1
0
0
0
8
80
16
Regar Andhika B
0
0
1
1
0
6
60
17
Riskha May S
0
1
1
0
1
6
60
18
Shelvi Rahmawati
1
1
1
1
1
10
100
19
Sherli Rahmawati
0
1
1
1
0
6
60
20
Tri Sandi
1
1
1
0
0
6
60
21
Saga P
1
1
0
1
1
8
80
22
Ibnu Salis
1
0
1
1
0
6
60

Keterangan:           Jawaban benar = 1
                                          Jawaban salah             = 0
Dari 22 siswa yang menjawab benar semua sebanyak 4 siswa, siswa yang menjawab benar 4 soal sebanyak 4 siswa, siswa yang menjawab benar 3 soal sebanyak 13 siswa. Ini dapat dikatakan bahwa siswa banyak yang kurang menguasai materi pembelajaran dan pembelajaran belum sepenuhnya berhasil,. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan yang dinamakan siklus II.

2.   Silklus II
a.       Identifikasi Siklus II
Rencana Pembelajaran Siklus II dilaksanakan di SDN Jogomerto I Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2011. materi yang disajikan tentang Sifat dan perubahan wujud benda. Dalam Perencanaan pembelajaran siklus II, peneliti melakukan 3 kegiatan yaitu :
1)      Kegiatan awal selama 5 menit
2)      Kegiatan Inti selama 45 menit
3)      Kegiatan Akhir 20 menit.
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II sudah sesuai dengan rencana yang dibuat yaitu pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Semua siswa terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Disamping itu, anak-anak sudah kelihatan aktif mengikuti pembelajaran walaupun masih ada seorang siswa yang tidak memperhatikan. Dalam mengerjakan tes evaluasi anak-anak tampak antusias.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan teman sejawat, pembelajaran siklus II sudah sesuai dengan rencana yang dibuat. Dalam pelaksanaan pembelajaran tidak ditemui kendala berarti. Dengan temuan ini, maka peneliti berkesimpulan bahwa kriteria pencapaian penelitian yang telah ditentukan diawal peningkatan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran ipa materi sifat dan perubahan wujud benda dengan metode demonstrasi bagi siswa kelas IV SDN Jogomerto I Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk berhenti pada siklus ini dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
b.      Hasil Observasi Siklus II
Hasil pengamatan terhadap peneliti oleh teman sejawat
Lembar Pengamatan terhadap peneliti.
Aspek yang diamati
Kriteria
Skor
B
C
K
I
Ö


40
II

Ö

20
III
Ö


30
Jumlah
90

Keterangan Aspek Yang diamati :
      I           : Kesesuaian kegiatan dengan RPP
      II         : Penyampaian materi Pembelajaran
      III        : Pengelolaan Kelas








                  Kriteria penilian
Aspek yang diamati
Jumlah Penskoran
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
I
40
35
30
II
30
20
15
III
30
20
15
Jumlah
100
75
60
                 
                  Penilaian Proses : 1 + 2 + 3
Berikut adalah hasil pengamatan kerja kelompok dalam siklus II diperoleh data sebagai berikut :

Lembar Pengamatan Kinerja Kelompok.
Nama / Kelompok
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
Nilai Akhir
Keaktifan
Kerjasama
Gagasan/ Ide
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4


Kelompok 1



ADI JUNIANTO









9
75
ADE SURYATIKA









9
75
BAGUS RIYAN P









8
67
AYU. O









10
83
DELLA ARIES P









8
67
Kelompok 2



DITA AYU D









9
75
EFI NUR L









8
67
EKO ACHMAD M









8
67
IFA NUR L









8
67
INDAH DWI R









10
83
Kelompok 3



IVAN ARI S









10
83
M. DANY K









8
67
M. ARDIAN









8
67
RISMA A A









11
92
RISKHAMAY S









10
83
SHELVI R









10
83
Kelompok 4



M  DONY K









11
92
REGAR A B









11
92
TRI SANDI









8
67
SHERLI R









10
83
SAGA P









9
75
IBNU SALIS









10
83

Indikator Penilaian
A.    Keaktifan
1.      tidak aktif
2.      kurang aktif
3.      aktif
4.      sangat aktif
B.     Kerjasama
1.      diam saja / pasif
2.      kurang bekerja sama
3.      tidak menghargai kelompok
4.      dapat bekerja sama
C.     Gagasan / Ide
1.      tidak punya ide
2.      punya ide tapi kurang tepat
3.      punya ide sedikit tapi tepat
4.      banyak ide dan tepat
Penskoran
Skor Tertinggi                   : 4 x 3 = 12
Skor Terendah                   : 1 x 3 =   3


Na = Skor perolehan tertinggi  x 100
                  Skor tertinggi
Kriteria Penilaian
85 – 100    : Sangat baik               : A
70 – 84      : Baik                           : B
55 – 69      : Cukup                       : C
45 – 54      : Kurang                      : D
0   – 44      : Sangat Kurang          : E

      Berdasarkan hasil pengamatan diskusi kelompok tingkat keaktifan, kerjasama dan gagasn / ide siswa dalam satu kelompok sudah baik. Hasil yang dicapaipun sangat memuaskan.
      Selain itu penilaian juga dilakukan dengan lembar evaluasi, sebagai berikut
Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa
No
Nama Siswa
Nomor Soal
Jumlah skor
Nilai
1
2
3
4
5
1
Adi Junianto
1
0
1
1
1
8
80
2
Ayu Oktafiana
1
1
1
1
1
10
100
3
Ade Suryatika
0
1
1
1
1
8
80
4
Bagus Riyan P
1
1
1
1
0
8
80
5
Dita Ayu Damayanti
1
1
1
1
1
10
100
6
Della Aries Pratika
1
1
0
1
1
8
80
7
Efi Nur Laili
0
1
1
1
1
8
80
8
Eko Achmad Mochid
1
1
1
1
1
10
100
9
Ifa Nur Laela
1
1
1
1
0
8
80
10
Indah Dwi Ristanti
1
1
1
1
1
10
100
11
Ivan Ari Sandi
1
1
1
1
1
10
100
12
M. Dany Kurniawan
1
0
1
1
1
8
80
13
M. Dony Kurniawan
1
1
1
1
1
10
100
14
M. Ardian
1
1
1
1
1
10
100
15
Risma Andantyas A
1
1
1
0
0
6
60
16
Regar Andhika B
0
1
1
1
1
8
80
17
Riskha May S
0
1
1
1
1
8
80
18
Shelvi Rahmawati
1
1
1
1
1
10
100
19
Sherli Rahmawati
1
1
1
1
1
10
100
20
Tri Sandi
1
1
1
1
0
8
80
21
Saga P
1
1
0
1
1
8
80
22
Ibnu Salis
1
0
1
1
1
8
80
      Keterangan:           Jawaban benar = 1
                                                Jawaban salah             = 0
Dari 22 siswa yang menjawab benar semua sebanyak 8 siswa, siswa yang menjawab benar 4 soal sebanyak 11 siswa, siswa yang menjawab benar 3 soal sebanyak 1 siswa. Ini dapat dikatakan siswa sudah banyak yang menguasai materi dan dapat dikatakan bahwa  pembelajaran sepenuhnya berhasil

B. PEMBAHASAN
1.      Silkus I
            Pada siklus I keberhasilan pemebelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) tentang “sifat dan perubahan wujud benda” masih sangat rendah. Hasil evaluasi belajar yang dicapaipun masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran siklus I ada beberapa langkah atau prosedur pembelajaran yang terlewatkan.
            Dari 22 siswa yang nilainya sesuai KKM dan yang diatas KKM hanya sebanyak 9 siswa, kenyataan tersebut menunjukkan belum sepenuhnya pembelajaran siklus I berhasil. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan yang dinamakan siklus II.

2.      Siklus II
            Pembelajaran siklus II merupakan perbaikan pembelajaran siklus I. Pembelajaran siklus II berdasarkan teori, penggunaan metode demonstrasi dimaksudkan agar penjelasan lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Pada siklus II keberhasilan pembelajaran IPA tentang sifat dan perubahan wujud benda sudah meningkat. Hasil evaluasi belajar yang dicapaipun meningkat. Rata-rata nilai siswa sesuai dengan KKM.
            Berdasarkan tes evaluasi seluruh siswa sudah menguasai materi pelajaran, berarti ada peningkatan. Ini berarti pembelajaran siklus II dapat dikatakan berhasil.




























 
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
      Berdasarkan analisis data dan pembahasan seperti terlihat pada bab IV, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Penggunaan metode demonstrasi pada pelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud benda dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada siswa kelas IV SDN Jogomerto I Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.
2.      Suatu penjelasan akan lebih menarik dan mudah dimengerti jika disertai dengan demonstrasi
3.      Dengan demonstrasi dapat mengembangkan rasa tanggung jawab dan merangsang siswa untuk berpikir secara ilmiah
4.      Metode Demonstrasi merupakan  salah satu metode yang dapat menambah pengalaman siswa, membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa mengalamiya sendiri.

B. Saran
1.      Kepada Guru Sekolah Dasar agar mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan berbagai macam strategi dan metode, salah satunya metode Demonstrasi
2.      Kepada Guru hendaknya mempunyai kreatifitas dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran.
3.      Guru mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa dalam demonstrasi.







33
 
 

 
DAFTAR PUSTAKA

Andayani,dkk.2009.PDGK4501.Jakarta, Universitas Terbuka

Budi Wahyono, Setya Nurachmandani. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD/MI Kelas IV, Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Haryanto. 2004. Sains 4, Jakarta : Erlangga

Abdullah ”pengertian-pendidikan-ipa” http://izzatinkamala.wordpress.com, diakses tanggal

BaswedanTujuan-Pembelajaran-IPA” www.wordpress/anisbaswedan.blogpress.com, Diakses tanggal

Carin dan Sund,”hakikat_ipa” http://wiqs.wordpress.com, diakses tanggal

Djamarah”prestasi_belajar”http://aadesanjaya.blogspot.com. diakses tanggal

Hamalik,”pengertian-metode-demonstrasi” http://www.scribd.com/doc/49510633/ diakses tanggal

Powler”Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains di SD”, Http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu_alam, diakses tanggal

Roestiyah.” prestasi-belajar” tanhttp://aadesanjaya.blogspot.com diakses tanggal

Sardiman, “teori-teori-belajar”http://www.scribd.com/doc diskses tanggal

Soemartono,”pengertian-prestasi-belajar”/http://sunartombs.wordpress.com/ diakses tanggal

Suyoso“pengertian-pendidikan-ipa ”http://izzatinkamala.wordpress.com”, diakses tanggal

Slameto, arti belajar menurut para ahli ” http://aadesanjaya.blogspot.com, diakses tanggal


34
 
 
Taksonomi_Bloom http://id.wikipedia.org/wiki/ diakses tanggal

Wastisumanto ”faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-anak ” http://www.psikologizone.com/, diakses tanggal

WJS Poerwadarminta,” pengertian-prestasi-belajar” http://www.cantiknya-ilmu.co.cc diakses tanggal